About Me

Foto saya
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Introvert.

Rabu, 25 Maret 2020

Surprise…



            Bahagia sekali rasanya mempunyai suami sepertimu.  Awal-awal kita menikah dulu, kau selalu menutupi kesalahanku di hadapan ibumu. Saat masakanku terlalu asin, kau bilang; “itu aku yang nyuruh, bu. Lagi pengen makan yang asin-asin.” Atau kalau goreng ikanku gosong, kau juga akan mencari alasan; “itu juga aku yang minta, bu. Lagi pengen makan yang item-item.” Ibumu hanya tersenyum melihat tingkah anaknya. Kamu dan aku sebenarnya tahu, ibu tak akan marah. Tapi kau selalu bertingkah seolah masakanku akan membuat ibu sangat murka. Lebay.
            Aku belajar lagi dan lagi. Belajar banyak hal. Belajar untuk menjadi istri, menantu, koki, bendahara, sampai tukang pijat, untukmu. Juga untuk ibu. Aku bahagia punya ibu mertua yang begitu baik memperlakukanku. Nyaris semua kawan-kawanku yang sudah menikah, punya keluhan yang sama soal mamah mertua mereka. Aneh, di sini, aku malah sibuk bersyukur punya kamu dan ibu.
            Berbulan-bulan pernikahan belum juga ada tanda-tanda kita akan punya momongan. Kau dan ibu tak terlalu khawatir, aku lega, meski masih kefikiran juga. Ibu hanya bilang; “Gusti Allah ngasih kalian waktu untuk pacaran dulu, nduk. Nanti kan, kalau sudah ada momongan, ribet juga jalan-jalannya.” Aku tersenyum menanggapi kaliamat ibu. Kau dan ibu memang selalu pandai dalam urusan menghilangkan kekhawatiran. Bersamamu dan ibu, rasanya tak ada beban yang terlalu berat untuk dipikul.
            Tepat satu tahun usia pernikahan, kabar bahagia itu datang. Aku sudah telat dua bulan, dan gejala-gejala kehamilan pun menyerang. Aku sudah testpack tadi pagi-pagi sekali. Kali ini aku memakai testpack terbaik untuk memastikan keakuratannya. Positive. Bahagia sama sekali tak bisa disembunyikan. Tapi aku bertahan untuk tidak mengabarimu karena ingin ku buat kejutan makan malam untuk merayakan ulang tahun pernikahan kita, juga memberi kabar bahwa kau akan segera menjadi ayah.
            Kau berangkat kerja seperti biasa. Aku mencium tanganmu dan kau balas memelukku erat. Aku seperti tak ingin melepas pelukan itu. Aku rindu. Padahal setiap hari kau di dekatku.
            Sore ini aku memasak banyak dibantu ibu. Menyiapkan kejutan untuk menyambutmu. Kau pasti senang. Sesuatu yang kau harapkan akhirnya datang selepas banyak kesabaran. Ini hadiah terindah dari Tuhan.
            Aku tak bisa membayangkan wajah bahagiamu mendengar kabar kehamilanku. Aku tak bisa menerka apa yang akan kau lakukan setelah mendengar kabar bahagia itu. Aku benar-benar tak sabar menyambutmu pulang.
            Malam datang dan kau belum juga pulang. Aku memakai pakaian terbaik dan berdandan. Aku harus terlihat cantik malam ini. Ini malam spesial.

            Aku sedang berbincang dengan ibu saat mendengar suara mobil datang. Terparkir rapih. Tapi kau tak sendiri. ada banyak yang keluar dari mobilmu. Tidak, aku belum melihatmu. Ke mana kau?
ꙮꙮꙮ
            Malam itu benar-benar malam istimewa. Ternyata bukan hanya aku yang menyiapkan kejutan. Kau juga datang dengan sebuah kejutan. Kau memang perencana yang andal. Aku benar-benar tak bisa membaca tanda-tanda kejutan yang kau siapkan.
            Malam itu, kau pulang dengan tenang. Memaksaku menyiapkan sebuah pemakaman. Anak kita, yatim sebelum sempat bernyawa.

1 komentar:

Best of...

Idzinkan Saya Berzina Dengan Anak Bapak

  Oleh: Galuh Za   Awan hitam bergerumul di puncak gunung salak di hadapan Wisnu. Bertumpuk-tumpuk. Menutup sebagian awak gunung itu. ...