Pernah satu hari Sang Gadis pergi.
Berpisah dari kata 'sendiri'.
Sang Gadis temukan kereta yang ia yakin akan mengantar ke tujuannya.
Meski ternyata ia salah.
Kereta berjalan melawan arah.
Sang Gadis sampai di tempat antah berantah.
Di tengah kesedihannya,
seseorang mendekat dan bertanya;
"Apa gerangan yang membuatmu menjatuhkan air mata?"
"Aku salah naik kereta" jawabnya.
Seseorang itu masih diam tak berkata.
Seolah menunggu Sang Gadis berhenti menangis.
"Kau mungkin saja salah kereta. Tapi Tuhan tak mungkin salah menakdirkan. Kau memang harus berada di tempat ini sebelum sampai tujuan. Berkelilinglah dulu. Kau akan mendapat hal baru."
Sang Gadis menoleh.
Seorang nenek tua dengan selendang merah yang melilit di lehernya.
Mengulum senyum dengan bijaksana.
Sang Gadis tak lagi marah.
Benar.
Tuhan tak mungkin salah menakdirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar