Aku sudah pernah bercerita.
Tentang seseorang yang hatinya selalu bimbang.
Tentang kesabaran yang habis dimakan
api kesabaran.
Seorang pemberontak berwajah tenang.
Yang senyum manisnya menyimpan jutaan dendam.
Ingatkah?
Hari ini ia sakit.
Tak ada luka di sekujur tubuhnya.
Tapi hati dan perasaannya, jelas berdarah-darah.
Tak ada lagi yang sudi menjenguknya.
Layaknya seorang sebatang kara.
Ia tak punya siapa-siapa di dalam sepinya.
Hujan dunia adalah air matanya.
Panas dunia adalah kemarahannya.
Ia lelah.
Ingin segera mengakhiri semuanya.
Tapi ia takut mengambil jalan yang salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar