Aimmy, 25 November 2021
Hari ini,
seharusnya kau datang setelah dua tahun lalu berjanji akan meminangku seusai
pendidikan strata satumu. Hari ini, seharusnya aku sedang harap-harap cemas
menunggu kedatanganmu. Menyiapkan senyum dan pelukan hangat untuk menyambutmu.
Tapi tidak. satu tahun lalu kau langgar janji itu. Mendatangi ayahku lebih
cepat dari janji yang kau ucapkan dulu. Kau datang dengan janji baru. Tentang
masa depan yang tak akan menyulitkan.
Aku masih ingat
hari itu. Saat kau bilang, kau tak membuat pilihan. Kau tidak memilih untuk
merelakan. Katamu, pendidikan masih bisa kau lanjutkan di atas pernikahan. Kau
mengejutkanku.
Aku, kau bawa ke
kota tempat tinggalmu. Menyaksikan setiap gerak gerikmu. Menatap wajah lelah di
setiap sebelum tidurmu. Menyiapkan
pakaian untuk kuliah, juga seragam kerjamu. Mendengarkan semua ceritamu.
Tentang kau yang harus turun dari satu bus ke bus yang lain. Dari satu angkot
ke angkot yang lain. Dan sesekali berjalan kaki. Senyummu mengembang meski
terik menyengat di tengah hari. Katamu, orang-orang tak akan peduli. Atau
bahkan kau yang tak peduli andai dianggap tak waras lagi. Membayangkan, betapa
behagianya kau kini, mencari nafkah demi seorang istri.
Hari ini, kau
sudah tak perlu ke kampus lagi. Juga perusahaan memberimu beberapa hari cuti.
Hari ini, kau bukan hanya suami dari seorang istri, tapi juga ayah dari bayi
yang ku timang kini.
Sudah dua bulan
sejak proses persalinan, katamu, kita butuh sekedar jalan-jalan. Segala
keperluan ku siapkan, kebutuhan si kecil sudah lengkap ku pastikan. Kau yang
membawa tas besar itu di tangan kekarmu, dan tetap menggandengku di tanganmu
yang lain.
Kita keluar
bersama. Langkahku terhenti dan mulutku nyaris menganga. Menyaksikan siapa yang
berdiri di dekat gerbang rumah kita. Dia sama terkejutnya.
Lelaki itu; KAMU?
Seru banget ih, sampe bingung mau komentar apa 🙈😂
BalasHapus