About Me

Foto saya
Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Introvert.

Sabtu, 21 Maret 2020

Mendung di Langit Al-Must




Awan hitam bergerumul di puncak gunung salak di hadapan kami. Bertumpuk-tumpuk. Menutup sebagian awak gunung itu. Tak jauh dari sana, sinar matahari menelusup malu-malu. Seperti ingin memberi kabar bagi para perindu, tentang lengkung warna-warni yang akan muncul sebentar lagi.
            Ini adalah musim penghujan. Kabut menjadi lebih tebal dari biasanya. Mengetuk-ngetuk jendela. Memaksa masuk lewat celah-celahnya. Dingin.
            Kami berada di lantai dua villa, -di balkon ruang serba guna yang sering disulap menjadi apa saja- saat pak Adam, salah seorang pekerja di sini memanaskan mobilnya. Seperti biasa, beliau pergi ke pasar membeli bahan makanan untuk kami. Begitu setiap hari.
            Dosen dan para mahasantri berlalu lalang. Keluar-masuk kelas, atau kantor silih berganti. Tak ada yang istimewa hari ini. Selain mahasantri bermata jeli yang harap-harap cemas menanti pelangi. Mendengarkan dosen yang terus bicara tanpa henti, sambil menatap kosong ke luar jendela. Berharap kabar bahagia datang menyapa.
            Sampai malam mulai matang dan kabar bahagia tak juga datang. Pelangi yang dinanti-nanti juga tak menepati janji. Seharusnya dia ada. Komposisi sudah begitu sempurna. Awan mendung, hujan rintik, dan sinar matahari yang menelusup masuk di antara rintik-rintik hujan, seharusnya cukup untuk membiaskan cahaya yang menabrak hujan, menjadi lengkung warna-warni setengah lingkaran. Tapi nyatanya tidak. Mahasantri bermata jeli kecewa.
•••
            Semuanya berlalu begitu cepat. Kemarin, pagi-pagi sekali kami masih melihat pak Adam memanaskan mobilnya. Dengan tampang lesu. Wajah yang tak tentu menampakkan ekspresi apa. Seperti biasa. Hanya kali ini lebih murung. Lalu sore ini, kami sudah melintasi pekuburannya.
            Kemarin, masih di hari yang sama saat pak Adam memanaskan mobilnya, beliau juga memberi isyarat pada dunia, bahwa itulah saat terakhir ia mengemudikannya.
            Tak terlihat sama sekali tanda-tanda kepergiannya. Ia lupa pamit pada keluarga. Atau barangkali sengaja. Memberi pelajaran kepada kami semua, bahwa kereta kencana, memang selalu datang tiba-tiba.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Best of...

Idzinkan Saya Berzina Dengan Anak Bapak

  Oleh: Galuh Za   Awan hitam bergerumul di puncak gunung salak di hadapan Wisnu. Bertumpuk-tumpuk. Menutup sebagian awak gunung itu. ...